Sabtu, 25 Juni 2016

Contoh Kasus Audit Kecurangan : Studi Kasus Lehman Brothers

Lehman Brothers merupakan Bank penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terbesar di USA, dimana menjamin hampir separuh dari total KPR di USA.
KPR di USA disebut dengan Mortgage.

Image result for lehman brothers

Mortgage berasal dari bahasa Prancis yang berarti “matinya sebuah ikrar”.
Dalam Mortgage, konsumen mendapat kredit lalu memiliki rumah. Rumah tersebut masih milik pihak pemberi kredit, namun rumah boleh ditempati oleh konsumen selama cicilan belum lunas.
Karena rumah itu bukan milik konsumen, maka jika terjadi kredit macet rumah otomatis tidak dapat ditempati lagi.
Konsumen yang tidak dapat membayar cicilan, maka ikrarnya dianggap mati (perjanjian dibatalkan). Sehingga konsumen harus meninggalkan rumah tsb.

Image result for mortgage

Pada awalnya mortgage ini berjalan lancar di USA, karena nasabah yang dituju adalah nasabah-nasabah yang prima (prime mortgage) dan harga properti mengalami kenaikan terus-menerus.
Masalah muncul ketika demand terhadap mortgage ini rendah (tidak laku), sehingga harga pasar properti cenderung mengalami stagnansi bahkan melemah. Sehingga menjadi masalah besar.
Lehman Brothers sebagai pihak penyalur KPR untuk mengatasi masalah ini, justru memberikan kredit kepada nasabah yang kurang layak (sub-prime), dengan harapan mortgage laku di jual dan harga properti akan mengalami kenaikan kembali.
Nasabah yang sebelumnya mengalami kredit macet dapat memiliki kembali mortgage baru.
Banyak pula mortgage yang diberikan dengan persyaratan rendah, hanya dengan 5% uang muka, bahkan tanpa uang muka.
Adapula mortgage yang hanya mensyaratkan pembayaran bunga tanpa mewajibkan nasabah pembayaran pokok cicilan.
Nasabah yang tidak potensial ini disebut Sub-Prime.

Di USA, negara yang memiliki industri keuangan maju, pada umumnya kredit-kredit mortgage tersebut yang diberikan perbankan, kemudian oleh bank dikumpulkan dan jika jumlahnya mencukupi dapat dilakukan sekuritasasi.
Sekuritas tersebut dapat diterbitkan di pasar modal.
Proses ini disebut dengan proses mentransformasi mortgage menjadi surat berharga.
Dengan kata lain surat berharga tersebut dijamin oleh mortgage, atau dikenal dengan istilah Mortgage Back Securities (MBS).

Image result for mortgage back securities picture

Singkat cerita, penjualan mortgage menjadi sangat laku, dan nilai MBS pun terus meningkat di pasar sekuritas.
Namun, karena nasabah yang memiliki mortgage mayoritas bermasalah (sub-prime), tidak mampu melunasi cicilan, sehingga pihak Lehman Brothers pun kesulitan untuk melunasi kewajiban sekuritas yang telah di terbitkan di pasar modal.
Sehingga, Lehman Brothers melakukan rekayasa keuangan untuk membayar kewajiban dan memanipulasi pihak pemegang saham di pasar sekuritas.

Lehman Brothers diduga menjadikan pinjaman (loans) sebagai penjualan (sales).
Skandal Lehman Brothers ini mencuatkan praktik “manipulasi standar akuntansi (window dressing).
Window dressing sejatinya adalah tindakan pidana, namun sulit untuk dibuktikan di pengadilan karena menyangkut interpretasi dan judgement yang berlaku secara akuntansi.
Window dressing adalah upaya mempercantik kondisi keuangan secara artificial agar kondisi perusahaan terlihat lebih kuat.

Image result for repo transaction

Window dressing yang dilakukan adalah transaksi “repo”
Lehman Brothers melakukan transaksi Repo untuk mencari dana, agar dapat menutupi kewajiban kepada para pemegang saham di pasar sekuritas mortgage.
Repo adalah pinjaman yang dijamin dengan agunan, biasanya berupa surat-surat berharga (securities).
Dalam istiah ekonomi, transaksi Repo disebut “collateralized borrowing”.
Lazimnya di Indonesia dikenal dengan istilah gadai.
Dalam hal ini, Lehman Brothers melakukan gadai surat-surat berharga atau gadai saham, yaitu sekuritas mortgage.
Di USA, pada umumnya transaksi Repo dibedakan menjadi 2 jenis:
            1. Classic Repo
            2. Sell and Buy Back

Transaksi Repo ini merupakan “Accounting Gimmick” yang digunakan oleh Lehman Brothers untuk mengurangi jumlah kewajibannya di Balance Sheet.
Classic Repo adalah pinjaman berupa dana (cash) yang dijamin dengan agunan.
Pihak yang meminjam dana (buyer or borrower) akan mencatat pinjaman di sisi Hutang (liabilities) sebagai lawan dari penerimaan Kas.
Sehingga perusahaan memiliki kewajiban untuk melunasinya.
       (DR) Kas $ XXX         
            (CR) Hutang $ XXX

Sell and Buy Back Repo adalah pinjaman yang diperoleh dengan mengikutsertakan agunan (surat berharga). Sehingga, seolah-olah surat berharga ikut berpindah tangan.
Dengan demikian, penerimaan Kas dari pinjaman akan diikuti dengan penyerahan aset.
Namun, transaksi ini mengharuskan aset tersebut dibeli kembali oleh peminjam dana
(DR) Kas $ XXX
             (CR) Aset (Surat Berharga) $ XXX
Jadi, transaksi Sell and Buy Back Repo ini seperti menjual sementara surat berharga untuk kemudian dibeli kembali.

Image result for repo transaction

Pada saat itu, Lehman Brothers menggunakan transaki repo metode Sell and Buy Back.
Namun, kewajiban Lehman Brothers untuk membeli kembali surat berharga tersebut tidak diungkapkan sebagaimana mestinya yang tercantum pada SFAS (Statement of Financial Accounting Standards) 140 yang berlaku di USA sejak tahun 2001.

Pada saat itu, Lehman Brothers berdalih bahwa transaksi repo yang terjadi dilakukan  dengan pihak terkait di Inggris, yang konon memiliki sistem hukum dan standar akuntansi yang berbeda dengan USA.
Menurut argumen pihak Lehman Brothers, transaksi repo semacam ini di Inggris merupakan penjualan outright atau dengan kata lain (true sales).
Sehingga pihak Lehman Brothers memanfaatkan situasi perbedaan hukum dan standar akuntansi di Inggris dan USA.
Peristiwa perbedaan ini disebut Regulatory Arbitrage.

Image result for regulatory arbitrage

Dengan dalih seperti itu, maka transaksi repo yang dilakukan dapat memperbaiki kondisi laporan posisi keuangan Lehman Brothers menjadi lebih sehat.
Transaksi repo dianggap sebagai true sales sehingga penerimaan kas, tanpa menimbulkan hutang baru. Sehingga ratio hutang terhadap modal (leverage ratio) menjadi lebih baik.
Oleh karena itu, Lehman Brothers menjadi lebih likuid. Padahal saat itu, likuiditas bank-bank di USA tengah menjadi sorotan.

Namun akhirnya semua rekayasa keuangan yang dilakukan Lehman Brothers terungkap dan tidak bertahan.
Ernst&Young sebagai KAP Lehman Brothers pun dianggap tidak memenuhi standar sebagai auditor dan melakukan mal praktek.
15 September 2008, Lehman Brothers dinyatakan bangkrut dengan total nilai aset sebesar $639 Milyar dan hutang sebesar $619 Milyar.
Kebangkrutan ini adalah kebangkrutan terbesar yang pernah terjadi di dunia, mengalahkan kebangkrutan WorldCom dan Enron.

Kebangkrutan Lehman Brothers yang merupakan multi national company dan memiliki sekitar 25.000 pekerja di seluruh dunia memicu krisis global 2008.
Fraud yang dilakukan Lehman Brothers membuat para investor mengalami krisis kepercayaan terhadap pasar modal USA, sehingga mereka menarik modal dari entitas-entitas di USA.
Di bulan Oktober tercatat rekor penurunan index Dow Jones terbesar dalam waktu sebulan di dunia.

USA sebagai negara Super-Power yang memiliki pengaruh besar di seluruh dunia, akhirnya menyebarkan virus krisis keuangan ke seluruh dunia, terutama negara-negara maju.
Krisis kepercayaan para investor membuat entitas-entitas di USA mengalami kesulitan modal, sehingga produktivitasnya menurun.
Hingga akhirnya, laju pertumbuhan ekonomi dunia tidak bergerak dan sebagian belahan dunia mengalami resesi.

Image result for financial globe crisis

Krisis Keuangan Global di sejumlah negara maju, menjadi berkah bagi negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia.
Aliran dana luar negeri masuk begitu deras ke Indonesia di tahun 2008 - 2010, hingga rupiah sempat menguat sekitar Rp. 9.500
Para investor asal USA memindahkan investasi mereka ke negara-negara berkembang yang potensial.

KESIMPULAN

Keserakahan Lehman Brothers untuk menguasai seluruh bisnis dan terus berusaha memuaskan para pemegang saham akhirnya menjadi sebuah Boomerang.
Para pemegang saham selalu menuntut sebuah entitas menghasilkan laba, sehingga entitas kerap kali melakukan rekayasa laporan keuangan.
Ketidak-professionalan KAP Ernst&Young telah mencederai nilai-nilai etika profesi auditor independen.
Terbukti, profesi Accountant dan Auditor adalah profesi yang memiliki tanggung jawab sangat besar.
Sedikit kelalaian dari Accountant dan Auditor dapat menghancurkan sebuah entitas, bahkan menyebabkan seluruh dunia krisis.
Sebaliknya, Accountant dan Auditor yang baik akan dapat membantu entitas untuk terus bertahan, dan membantu dunia mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

SARAN

Sebagai sebuah entitas, tidak baik untuk terus berekspansi secara berlebihan dan menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan.
Para pemegang saham, sebaiknya tidak selalu money-oriented atau profit-oriented. Tetapi, keberlanjutan entitas juga sebuah nilai yang penting.
Jadilah Accountant dan Auditor yang memegang teguh etika profesi dan standar yang berlaku.
Sebagai manusia biasa, dan di bulan Ramadhan yang suci ini, mari kita tingkatkan iman & taqwa bersama agar tidak tergoda dengan berbagai macam godaan setan.
Semoga kita dapat menjadi manusia yang lebih baik, dan dapat selalu berjalan di jalan  yang diridhoi-Nya.

Minal aidzin wal faidzin,
mohon maaf lahir dan batin.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H.